Kelahiran anak badak yang sempat terekam kamera video amatir ini menjadi perbincangan hangat dikalangan pecinta binatang dan masyarakat awam.
Badak sumatra di Suaka Rhino Sumatra (SRS) Taman Nasional Way Kambas, Lampung, melahirkan anak berkelamin jantan.
Kelahiran anak badak pada hari Sabtu (23/6) pukul 00.45 WIB itu
merupakan yang pertama sejak upaya konservasi pengembangbiakan (breeding
conservation) di Asia, 124 tahun silam, sehingga peristiwa ini menjadi
tonggak sejarah bagi upaya pelestarian badak sumatra, kata Menteri
Kehutanan Zulkifli Hasan di Jakarta, Senin (25/6).
"Hal itu sekaligus diharapkan akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat dan dunia internasional terhadap upaya pemerintah dalam
melestarikan satwa langka dunia," katanya.
Anak badak tersebut hasil perkawinan dari badak jantan bernama
Andalas (11 tahun) yang lahir di kebun binatang Cincinnati, AS, pada
tahun 2001 dan badak betina bernama Ratu (12 tahun) dari Taman Nasional
Way Kambas.
Sebelumnya, kata dia, induk badak itu telah mengandung dua kali
dari hasil pasangan yang sama, tetapi keguguran. Badak Andalas
didatangkan SRS dari kebun binatang Cincinnati pada tahun 2007 dan sejak
itu dipasangkan dengan Ratu.
Selama masa kehamilan (15--16 bulan) dan proses kelahiran, induk
dan anak badak itu dirawat, diperiksa, dan dimonitor secara intensif
oleh tim perawat dan dokter hewan Yayasan Badak Indonesia (YABI) dan
Taman Safari Indonesia serta dokter hewan dari International Rhino
Foundation (IRF), kebun binatang Cincinnati AS, Tarongan WPZ Australia,
dan White Oak Conservation Centre Amerika.
Seluruh proses kehamilan sampai kelahiran badak tersebut
didokumentasikan untuk bahan evaluasi, kata menteri. Kehadiran
pengunjung di lokasi sekitar SRS juga sangat dibatasi agar tidak
menimbulkan gangguan, khususnya menjelang kelahiran, katanya.
Saat ini, Indonesia memiliki dua jenis badak Asia dari lima
jenis badak yang masih tersisa di dunia, yaitu badak jawa dengan
populasi tersisa sekitar 50 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon dan 200
ekor badak sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Bukit Barisan Selatan,
Gunung Leuser, dan beberapa kawasan hutan alam di Sumatra dan Sabah,
Malaysia.
Kedua satwa tersebut merupakan jenis badak yang paling langka
dan terancam punah karena berkurangnya habitat dan perburuan liar.
International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources
(IUCN) pada tahun 2006 keduanya sebagai hewan dengan kategori status
konservasi kritis (critically endangered).
"Keberadaan dua jenis satwa langka ini membawa konsekuensi dan tanggung jawab kita semua untuk pelestariannya," kata Zulkifli.
Tuesday, June 26, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment